Salah satu hewan peliharaan yang banyak digemari adalah
kucing. Hewan yang gemar makan ikan ini memang kalah pamornya di luar negeri dengan
musuh bebuyutannya yakni anjing. Tapi, di Indonesia sepertinya kucinglah yang berjaya
alias lebih banyak yang suka mereka. Prikitiw….
Adik lelaki saya belakangan ini juga gemar dengan hewan
mengeong ini. Demi kegemaran barunya itu, ia harus rela menyisihkan waktu dan
uangnya untuk kucing-kucingnya. Ada 4 ekor kucing yang harus ia rawat. 2 ekor jenis Angora, 1 ekor campuran dan 1 ekor kucing kampung.
Teman karib saya juga menggemari hewan yang dikenal pemalas
itu. Awalnya hanya ada satu ekor dengan warna hitam legam. Ia memang suka
kucing hitam dan harus jantan supaya ga berkembang biak. Kini kucingnya
bertambah menjadi 3 ekor. Semuanya jantan,
2 berwarna hitam dan satu ekor berwarna kuning. Berbeda induk, namun mereka
akur-akur saja walau sesekali nampak cakar-cakaran.
Kucing hitam pertamanya dipanggil si Eblek dan kini sudah
agak tua. Kegemarannya makan ikan cue plus sedikit nasi putih. Jadwal makannya
pun tampak teratur yakni pagi, siang dan sore biasa diberi makan di pojok
dapur.
Si Eblek ini dari masih muda sampai kini suka sekali berkelahi
dengan kucing jantan lainnya di sekitar perkampungannya. Biasa…. Memperebutkan kucing
betina. Beberapa kali ia luka-luka namun tetap saja ia tak bergeming. Luka-lukanya
sepertinya bukan karena akibat berkelahi, seperti ada yang memukulnya sehingga
luka.
Bila sudah sakit seperti itu, ia yang biasanya berkeliaran
sehabis makan akan menghabiskan banyak waktu dengan tidur di rumah. Ada penelitian
bahwa dengan istirahat yakni tidur, hewan-hewan memulihkan kesehatan mereka. Kita
pun sebenarnya demikian walau prosesnya agak lama.
Seperti siang kemarin, si Eblek tidur dengan nyenyak di
salah satu kursi di ruang kerja kami.
Nampak bulu-bulunya mulai memudar warnanya dikarenakan faktor
usia yang kian bertambah.
Lelap benar tidurnya…. Mungkin karena salah satu jarinya
sedang luka sehingga ia membutuhkan tidur yang nyenyak untuk proses penyembuhan
dan lagi pula cuaca saat itu dingin sehabis hujan.
Kasian si Eblek, bagian wajahnya dekat telinganya luka
beberapa bulan yang lalu. Masih nampak sisa-sisa lukanya itu.
Si Ebliek layaknya seperti jagoan kampung, tidak kapok
berkelahi. Kucing-kucing jantan lain di sekitar rumah takut padanya.
Bravo buat si Eblek, semoga di kehidupan mendatang ia
menjadi lebih baik….
Terima kasih untuk hari ini…….