Jumat, 02 Desember 2011

Tentang si Eblek (jagoan kampong)


Salah satu hewan peliharaan yang banyak digemari adalah kucing. Hewan yang gemar makan ikan ini memang kalah pamornya di luar negeri dengan musuh bebuyutannya yakni anjing. Tapi, di Indonesia sepertinya kucinglah yang berjaya alias lebih banyak yang suka mereka. Prikitiw….

Adik lelaki saya belakangan ini juga gemar dengan hewan mengeong ini. Demi kegemaran barunya itu, ia harus rela menyisihkan waktu dan uangnya untuk kucing-kucingnya. Ada 4 ekor kucing yang harus ia rawat. 2 ekor jenis Angora, 1 ekor campuran dan 1 ekor kucing kampung.

Teman karib saya juga menggemari hewan yang dikenal pemalas itu. Awalnya hanya ada satu ekor dengan warna hitam legam. Ia memang suka kucing hitam dan harus jantan supaya ga berkembang biak. Kini kucingnya bertambah menjadi 3 ekor.  Semuanya jantan, 2 berwarna hitam dan satu ekor berwarna kuning. Berbeda induk, namun mereka akur-akur saja walau sesekali nampak cakar-cakaran.

Kucing hitam pertamanya dipanggil si Eblek dan kini sudah agak tua. Kegemarannya makan ikan cue plus sedikit nasi putih. Jadwal makannya pun tampak teratur yakni pagi, siang dan sore biasa diberi makan di pojok dapur.

Si Eblek ini dari masih muda sampai kini suka sekali berkelahi dengan kucing jantan lainnya di sekitar perkampungannya. Biasa…. Memperebutkan kucing betina. Beberapa kali ia luka-luka namun tetap saja ia tak bergeming. Luka-lukanya sepertinya bukan karena akibat berkelahi, seperti ada yang memukulnya sehingga luka.

Bila sudah sakit seperti itu, ia yang biasanya berkeliaran sehabis makan akan menghabiskan banyak waktu dengan tidur di rumah. Ada penelitian bahwa dengan istirahat yakni tidur, hewan-hewan memulihkan kesehatan mereka. Kita pun sebenarnya demikian walau prosesnya agak lama.

Seperti siang kemarin, si Eblek tidur dengan nyenyak di salah satu kursi di ruang kerja kami.

Nampak bulu-bulunya mulai memudar warnanya dikarenakan faktor usia yang kian bertambah. 


Lelap benar tidurnya…. Mungkin karena salah satu jarinya sedang luka sehingga ia membutuhkan tidur yang nyenyak untuk proses penyembuhan dan lagi pula cuaca saat itu dingin sehabis hujan.




Kasian si Eblek, bagian wajahnya dekat telinganya luka beberapa bulan yang lalu. Masih nampak sisa-sisa lukanya itu.

Si Ebliek layaknya seperti jagoan kampung, tidak kapok berkelahi. Kucing-kucing jantan lain di sekitar rumah takut padanya.

Bravo buat si Eblek, semoga di kehidupan mendatang ia menjadi lebih baik….


Terima kasih untuk hari ini…….



Flag Counter