Terasa agak perih terkena air.
Kecil memang ukuran lukanya, namun tetap saja terasa sakit. Bagian jari yang
sedikit luka tersebut menyebabkan gerakan tangan tak leluasa seperti biasa.
Maklumlah bagaimana peribahasa yang berbunyi, satu bagian tubuh yang sakit maka
seluruh tubuh ikut merasakannya. Demikian adanya.
Teringat, kami masih memiliki
sebotol Albothyl di kamar. Namun yang terbayang adalah rasa sakit yang tak
terkira bila cairan albothyl itu menyentuh luka. Karuan saja kami urung untuk
melakukannya. Rasa takut menggelayuti
pikiran kami. Lalu ibu menawarkan untuk diobati dengan obat luka lainnya. Tak
sakit bila menggunakan obat luka itu memang, namun proses penyembuhannya pun
agak lama.
Albothyl memang terkenal sebagai obat untuk sariawan dengan cara memasukkan beberapa tetes ke dalam segelas air dan digunakan dengan cara kumur-kumur. Namun Albothyl juga bisa digunakan untuk mengobati luka luar dan prosesnya pun lebih cepat.
Sehabis mandi, kami berfikir
kembali dan akhirnya…. Satu dua tiga….. kami mencoba untuk mengalirkan sedikit
cairan Albothyl ke atas luka yang masih sedikit mengalirkan darah. Dan yang
kami rasakan memang sakit, perih tapi tidak sesakit dan se perih yang terbayang
dalam pikiran sebelumnya. Kami berusaha untuk menikmati rasa sakit dan perih
yang diakibatkan oleh cairan itu. Ah, cairan itu sedang bekerja untuk menutup
jaringan sel yang luka.
Dan lukanya pun tak lama kemudian
berangsur-angsur tertutup dan berhenti mengeluarkan darah. Lukanya sudah tidak
sakit. Benar-benar manjur Albothyl itu (bukan promosi lho), soalnya di sore
hari luka itu sudah benar-benar sembuh walaupun masih tampak bekas luka.
Bila diingat, betapa pikiran kami dipenuhi
rasa takut ketika memikirkan kalau luka itu diobati dengan Albothyl. Yang terbayang
yang buruk, sakit yang sangat dan kami tak mampu menahannya. Rasa takut itu
nyata. Sebelum akhirnya merasakan rasa sakit yang sebenarnya pada saat luka
diobati, terus saja berkecamuk pikiran tersebut.
Dalam sebuah buku yang berjudul Fear Management Mengelola Ketakutan , Memacu Evolusi Diri karya Anand Krishna yang diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama tahun 2007 disebutkan bahwa Seorang Bijak menerjemahkan rasa takut atau dalam bahasa Inggrisnya Fear adalah singkatan dari False Emotion Appearing Real atau emosi palsu yang terkesan nyata.
Walaupun emosi palsu namun rasa
takut itu dapat membuat hidup kita kacau. Dalam buku tersebut dijelaskan jenis-jenis
rasa takut dan bagaimana mengatasinya. Dikatakan dalam buku itu … setidaknya
ada lima lapisan kesadaran utama dalam diri manusia dan di sana ada ketakutan
yang berbeda-beda;
- o Lapisan Fisik
- o Lapisan Energi
- o Lapisan Mental
- o Lapisan Intelegensia
- o Lapisan Spiritual
Buku tersebut sangat bagus untuk dibaca. Kiranya kita semua memiliki kadar rasa takut yang berbeda-beda, namun intinya kita pasti memiliki rasa itu. Tidak ada salahnya bila kita mulai mencoba untuk belajar mengolah efek dari rasa takut itu sehingga hidup kita menjadi lebih baik dan bahagia.
Sebagaimana yang kami alami di
atas, bahwa sebuah luka bisa menimbulkan rasa takut walau memang mungkin tidak
penting namun bila rasa takut terus saja bertumpuk dan tak segera kami atasi
yakni dengan jalan mengobati luka maka kemungkinan dari luka yang kecil itu
akan menyebabkan infeksi yang dapat mengganggu aktifitas kami sehari-hari. Kami
mengatasi rasa takut itu dengan just do it, mengobati luka dan kami pun
menyadari ternyata tak seperti yang kami bayangkan rasanya.
Terima kasih untuk hari ini…
Image: Google Search