Gambar dari Google |
Bulan Ramadhan akan
segera berlalu, hal ini merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri. Di saat
terjadinya pandemi virus Corona yang tengah melanda dunia, bulan Ramadhan
amatlah berbeda dengan bulan Ramadhan di tahun-tahun lalu.
Tak hanya di
Indonesia, di banyak negara pun demikian. Biasanya, di bulan Ramadhan seperti
ini, masjid ramai tatkala menjelang berbuka puasa (maghrib) dan saat shalat
tarawih dilaksanakan. Pemandangan seperti itu umum di masjid manapun. Namun,
kini tidaklah demikian.
Di salah satu masjid
di kawasan Lebak Bulus dekat tempat tinggal ibu saya contohnya, biasanya di
bulan Ramadhan seperti ini menyediakan takjil dan nasi bungkus untuk yang membutuhkan
kurang lebih 250 an paket tiap harinya dan keadaan masjid ramai saat shalat
tarawih. Kini, itu hanyalah kenangan.
Flashback ke
bulan-bulan Ramadhan sebelum ini, masih terselip beberapa memori
Tape ketan hitam
Merupakan hasil
fermentasi beras ketan hitam yang sebelumnya mendapat pencampuran ragi yang
kemudian didiamkan beberapa hari untuk mendapatkan hasil fermentasi berupa
kandungan alkohol. Dimana alkohol tersebut yang menyebabkan beras ketan hitam
menjadi berasa manis menyegarkan.
Menjelang idul fitri, almarhum bapak saya selalu membuat tape ketan hitam ini. Seakan itu menjadi suatu ritual baginya di setiap tahun. Dengan dibantu oleh ibu saya, beliau membuatnya dengan telaten.
Dan kami, anak-anaknya
amat suka dengan tape ketan hitam buatan beliau. Kini sepeninggal beliau, tidak
ada lagi tape ketan hitam di saat idul fitri.
Kembang api
Saya ingat saat saya
masih kanak-kanak, entah tahun berapa itu. Di akhir bulan Ramadhan, almarhum
bapak saya membeli kembang api untuk anak-anaknya. Tak banyak sih, namun itu
membuat kenangan sendiri.
Saat itu masih belum
banyak tetangga. Jadi, kami menyambut idul fitri di malam terakhir Ramadhan
dengan menyalakan kembang api dan menyantolkannya di dahan pohon.
Wah... seru!
Demikian sharing kali ini.
Terima kasih untuk hari ini...