Suatu pagi, saya mendapatkan pesan Wa di hp saya yang
adalah link video di Youtube yang berjudul Kala Hindia Belanda Dicekam FluSpanyol. Suami saya yang kirim link tersebut.
Pas saya lihat, ternyata dalam video tersebut dipaparkan ketika
nusantara (waktu itu masih bernama Hindia Belanda) mengalami wabah flu spanyol.
Kejadian itu 100 tahun yang lalu yakni tahun 1918.
Flu Spanyol ini merupakan wabah influenza yang dibawa
oleh tentara Amerika ke benua Eropa. Kala itu beberapa negara sedang terlibat
dalam perang dunia I. Kemudian wabah ini menyebar ke negara Perancis dan ke
negara-negara di Eropa lainnya.
Ketika masuk ke Spanyol, penyakit yang terbilang baru itu
menyebar dengan luas sehingga dunia mengetahui keberadaan penyakit tersebut.
Oleh karenanya penyakit itu dinamakan flu Spanyol.
Flu Spanyol ini digambarkan sebagai penyakit yang
mematikan lantaran bilamana seseorang terinfeksi di pagi hari, orang tersebut
meninggal di sore hari dan sebaliknya. Wabah ini telah menyebabkan 50 s/d 100
juta jiwa penduduk dunia meninggal dunia.
Di Indonesia sendiri, wabah tersebut masuk dari jalan
darat. Dikatakan bahwa virus itu pertama kali dibawa oleh penumpang kapal dari
Malaysia dan Singapura kemudian menyebar ke daerah Sumatra Utara. Selanjutnya
masuk ke pulau Jawa di bulan Juli.
Pada saat itu, para dokter dan tenaga medis belum tahu
mengenai penyakit itu sehingga sering kali salah diagnosa dan akibatnya banyak
yang meninggal dunia. Dikatakan bahwa sekitar 1,5 juta penduduk di Indonesia
meninggal dunia lantaran wabah tersebut.
Kekurangtahuan yang menyebabkan bahwa gejala dari
penyakit tersebut dianggap sebagai penyakit lain yakni kolera, tipes ataupun
malaria.
Wabah tersebut berakhir di tahun 1921.
Dan Kini
Suatu wabah yang hampir mirip tengah melanda dunia. Indonesia
juga menjadi salah satu negara yang sibuk menangani wabah ini. Dunia tengah sibuk
menangani pandemi Covid 19.
Hmm...
Ternyata hanya pengulangan. 100 tahun yang lalu dunia
juga diterpa wabah.
Wabah covid 19 ini banyak dikatakan akan berakhir sekitar
2 tahunan. Virus yang belum ada
vaksinnya ini membuat imunitas tubuh yang terinfeksi menjadi menurun. Virus ini
dikatakan menyerang sistem pernafasan.
Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi
pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi
pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Menurut situs Alo Dokter
Gejala Virus Corona (COVID-19)
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa mirip
gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit
kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat.
Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak
bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul
ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan
seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:
- Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
- Batuk kering
- Sesak napas
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada
infeksi virus Corona meskipun lebih jarang, yaitu:
- Diare
- Sakit kepala
- Konjungtivitis
- Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau
- Ruam di kulit
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2
hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona.
Mengapa terjadi pengulangan yah? Apakah karena manusia
tidak belajar dari wabah-wabah yang telah terjadi? Kemungkinan jawabannya
adalah ya, karena manusia tidak belajar, tidak mengambil hikmah di balik wabah
yang telah dialami.
Pelajaran dari Covid 19
Bapak Anand Krishna telah memberikan sekian banyak
nasihat tentang pelajaran dari pandemi ini. Berikut ini
slide terkait hal tersebut.
Sekian sharing kali ini. Semoga bermanfaat.
Terima kasih untuk hari ini...