dari Google |
Ada rasa gatal di punggung. Rasanya ingin segera
menggaruknya saja, tapi apa daya tangan tak sampai he he he. Kami perlu sebuah
garpu untuk membantu kami menggapai tempat yang gatal tersebut.
Tapi, garpunya agak jauh, lagi pula saat ini ada orang lain
di tempat ini. Jadi, kami mengurungkan niat membebaskan diri dari rasa gatal
ini L
Itung punya itung, biasanya memang bila gatal, langsung kami
garuk segera. Dan setelah itu rasanya nyaman, hilang gatalnya. Sekarang, saat
ini, terpaksa menahannya beberapa saat.
Kami amati rasa gatal ini. Masih tetap gatal. Belum hilang.
Tetap ada. Mungkin memang perlu diobati, alias digaruk.
Hmm…. Kami harus bisa bertahan melawan rasa gatal ini.
Harus. Ciat…. Pertarunganpun dimulai.
Di sudut sini, kami yang sedang duduk berhadapan dengan
sebuah mesin berlayar. Nampak perkasa, bisa melakukan sebuah bahkan beberapa
garukan dengan cepat dan pasti langsung kena sasaran.
Di sudut sana, bentolan kecil yang kini sedang mengejek kami
dengan melompat-lompat di punggung kami sehingga menyebabkan rasa gatal yang
menggoda untuk digaruk. Meski kecil ia percaya diri, Karena berkali-kali ia
melompat-lompat kecil yang menimbulkan efek gatal.
Di masing-masing sudut, kami tetap mempertahankan kemampuan
kami.
Uggh…. Si bentol kecil itu masih tetap melompat-lompat.
Punggung kami tetap gatal. Dan masih ada orang di ruang ini. Kami harus
bertahan. Tak bergerak untuk menggaruk.
Ciat…..
Sejurus kami lontarkan mantra-mantra untuk mengusir rasa
gatal yang menggelitik ini. Hus, hus, hus seraya mulut kami monyongkan untuk
meniup mantra-mantra yang sudah kami baca. Untuk mencegah si bentol kecil itu
melompat lagi.
Diam…. Senyap sesaat. Si bentol tak bergerak.
Kami merasa menang. Ha ha ha, akhirnya kami berhasil
menaklukkan si bentol kecil. Kami menang, kami menang. Dan terdengarlah di telinga
kami lagu milik freddy mercury “we are the champion” membahana. Hore…. Hore…..
di sisi kiri dan kanan kami, orang-orang mengelu-elukan kami. “we are the
champion” kian terdengar jelas dan membuat kami bangga.
Lima menit kemudian…..
Ughhh… punggung kami sontak bergerak tak tahan. Ah, rupanya
si bentol kecil melompat lebih keras lagi, rasa gatalnya kini muncul dengan
kegatalan yang lebih dari sebelumnya.
Melihat kami tak tahan, si bentol kian senang dan kian
melompat, eh bukan, dia kini malah berjingkrak-jingkrak. Dia tidak ingin
membiarkan kami menang melawannya hari ini.
Wuih…… kami menghela nafas.
Jadi….. ini toh yang kau inginkan, wahai bentol kecil…..
Dan kami pun segera meraih garpu yang ada dalam laci salah
satu lemari di sudut ruang baca ini. Tiada ampun, kami arahkan matanya yang
runcing menggaruk si bentol kecil di punggung kami.
Ia pun tak berkutik.
Akhirnya…… dialah yang menang….
Karena berhasil mengganggu kami dan berhasil mengalihkan
perhatian kami dari pekerjaan yang semestinya kami segera selesaikan.
Ya, dialah pemenangnya.......