Hari telah larut, suara hewan malam juga mulai terdengar.
Ga ada yang terlalu aneh sih tentang suara-suara hewan itu secara kota di mana
aku tinggal kini bukanlah daerah yang terpencil dari ibukota. Malah sudah
banyak gedung-gedung bertingkat dibangun. Hmmm… hewan-hewan malam sudah tak
banyak lagi nampaknya mereka sudah menyingkir dari kehidupan di tempat tinggal
ku.
Dulu terkadang terdengar suara burung hantu atau celepuk
kami menyebut burung bermata besar dengan bulu-bulunya yang tebal itu. Mitos
yang tersebar mengatakan bahwasanya hewan tersebut tengah melihat mahluk halus
sehingga mereka berbunyi. Mungkin oleh karenanya si burung dikenal sebagai
burung hantu.
kini yang tertinggal hanya lah suara jangkrik atau cengkerik
yang mendayu-dayu.
Jangkrik atau
cengkerik adalah salah satu serangga yang masih memiliki kekerabatan dengan
belalang. Suara yang sering kali terdengar merupakan suara si jantan untuk
menarik jangkrik atau cengkerik betina dan juga untuk menolak jantan lainnya. Serangga
ini sudah lama dipelihara bahkan di benua Asia, serangga ini dianggap sebagai
pembawa keberuntungan.
Kalau jaman sekarang sih, serangga jenis ini banyak
dibudidayakan untuk pakan ikan lele, ikan arwana atau pun pakan burung
berkicau.
**
Aku ingat, saat aku masih berseragam putih biru,
teman-teman sepermainan ku sering kali mengadakan permainan adu jangkrik. Masing-masing
teman ku (umumnya yang lelaki) memiliki seekor jangkrik yang pastinya jantan
yang bertubuh besar dengan warna kecoklatan gelap. Kemudian dihadapkan dengan
jantan lainnya yang ditaruh di dalam (umumnya) sebuah kotak.
Jadilah mereka berkelahi. Mungkin itu sudah naluri hewan
ketika bertemu hewan yang sama dengan jenis kelamin yang sama pula.
Aku sih ga suka dengan permainan macam itu, itu bukan
permainan yang menyenangkan setidaknya bagi objek yang kita mainkan. Lha wong
mereka itu juga kan mahluk Tuhan yang seharusnya kita sayangi.
**
Berkelahi mungkin awalnya kita kenal tatkala kita melihat
hewan melakukan hal tersebut. Berbaku hantam dengan sesamanya, membuat
luka-luka di sekujur tubuh mereka karena terkena gigitan atau cakaran
masing-masing kuku bahkan bisa menyebabkan kematian pada salah satunya.
Hiy… mengerikan mendengarnya.
Pasti akan lebih-lebih mengerikan saat kita
menyaksikannya dengan mata kepala sendiri.
Pada dasarnya kita sebagai manusia yang dikenal sebagai
mahluk Tuhan yang beradab sesungguhnya tidaklah menyukai hal-hal yang berbau
kekerasan, entah itu berupa kata-kata bahkan tindakan. Ya, karena software kita
adalah lembut adanya. Nampaknya tak terkecuali, mungkin pada kaum perempuan
lebih dominan kelembutannya.
**
Namun seiring dengan makin banyaknya channel televisi,
kita sering kali disuguhi tayangan kekerasan seperti keributan yang terjadi
antar warga kampung tertentu. Sedih sekaligus miris melihat hal itu. kok bisa
seperti itu yah karena seharusnya kita bisa berfikir kembali sebelum melakukan
kekerasan entah fisik ataupun psikis.
Ah… semoga kita sebagai manusia bisa menemukan sisi-sisi
kemanusiaan kita sehingga tidak mudah untuk “terbakar” dan melakukan tindakan
kekerasan entah itu sesama manusia ataupun sesama mahlukNya. Pasti hidup akan
menjadi lebih indah
Senin, 28 January 2013
gambar dai kabarukm.com |