Tak seperti yang dikatakan orang lain pada ku. Ia memang
serasa menentang arus. Tak lazim. Jauh dari keadaan yang sepertinya sudah notok
banget dalam masyarakat kebanyakan. Ia dianggap aneh, malah ada yang mengatakan
ia orang gila.
Peduli amat!!! Itu yang ia ucapkan tatkala mendengar
pendapat orang lain mengenai dirinya.
Peduli setan, toh yang tahu siapa diriku dan seperti apa
diiri ya aku sendiri. Orang lain Cuma melihat sekilas saja, mereka tak mengenal
lebih jauh tentang aku. Itu pula rentetan kalimat yang ia jabarkan berkenaan
dengan pandangan orang lain yang lagi-lagi mengenai dirinya.
Sejak awal aku mengenal dirinya, ia memang sudah berbeda
dari orang kebanyakan. Dari penampilannya saja sudah berbeda. Tapi perbedaan
itu kan lumrah, setiap orang memang unik. Demikian yang ada dalam benakku tak
mempersoalkannya.
Semakin jauh ku kenal dirinya, ia ternyata memang tak
seperti opini-opini masyarakat sekitar. Tak sejelek yang mereka katakan, biasa
saja seperti mereka-mereka yang berpendapat bahwa ia bla bla blab la mereka pun
sebenarnya juga tak jauh berbeda dari dirinya. Hanya saja mereka berpenampilan
yang “diterima” oleh masyarakat sedangkan ia tidak. Cuma segitu aja.
Hebat memang masyarakat, bisa menghakimi orang dari luar. Si
ini baik, si itu buruk, si anu bijaksana, si ano bangsat. Wah wah wah…. Ia berkata pada lain waktu. Biarlah waktu
berlalu dan mereka pun akan merubah pendapat mereka. Lanjutnya.
Pernah suatu kali, saat aku menceritakan keburukan atau
kebiasaan buruk yang masih melekat pada diri ku, ia langsung setengah berteriak
“ maki diri mu!!! “.
Aku sedikit tersentak kaget, perlahan aku mulai mengatur
nafas untuk kembali
Maki diri mu, jangan biarkan lemah. Buat apa hidup Cuma
untuk memperpanjang kebiasaan buruk yang ga Cuma merugikan diri mu sendiri.
Liat aja sekitar mu pasti kena pengaruhnya dari kebiasaan buruk mu itu.
Keluarga mu, coba ingat lekat-lekat wajah ibu mu.
Maki diri mu, jangan cengeng menyerah begitu saja. Jangan
kayak anak kecil, tanpa daya bila ga ada pertolongan. Ayo…. Wake up!!!
Berubahlah demi dirimu sendiri.
Panjang lebar ia menceramahi aku. Baru kali ini aku
tertunduk tanpa kata-kata kecuali iya.
Hari itu, sekali lagi pendapat orang-orang mengenai dirinya
betul-betul salah besar. Ia tak seperti yang mereka hujat, mereka hinakan.
Terima kasih kawan…
Terima kasih untuk hari ini…..