Selasa, 28 Juli 2020

Jangan Anggap Remeh

Hari ini ada pengalaman yang ga terlalu luar biasa sih. Tapi bisa dijadikan catatan supaya selalu ingat dan diambil hikmahnya, inti sarinya. Ini dia pengalamannya.

Suami saya suka ngemil yang garing-garing di antaranya gorengan. Nah, sudah lama saya ingin membuat martabak telor sendiri yang kulitnya seperti di tukang martabak. Setelah saya menonton salah satu video terkait cara bikin kulit martabak telor, maka langsung saya eksekusi nih.

Dengan bahan-bahan yang mudah, kulit martabaknya saya buat step by step. Terigu kurang lebih 12 sendok makan dicampur dengan sedikit garam terus ditambahkan air, uleni hingga kalis selanjutnya tambahkan minyak goreng kurang lebih dua sendok makan. Uleni lagi hingga tercampur rata.

Terakhir bagi adonan tadi menjadi beberapa bagian dan bulatkan. Setelah itu rendam adonan di dalam minyak goreng kurang lebih 2 jam.

Nah, setelah dua jam, saya coba satu bulatan untuk dipipihkan. Secara tekstur sih sepertinya sudah pas, tapi ketika dilebarkan, kok bisa robek yah. Padahal kan seharusnya kulitnya itu anti robek.

Ya, sudah lah. Saya coba saya untuk memasaknya.

Setelah saya siapkan isian martabaknya yakni dua butir telor dicampur dengan irisan daun bawang plus sedikit garam, penyedap rasa dan lada halus. Kocok hingga tercampur rata.

Mulailah saya pipihkan satu bulatan adonannya. Trus saya masukkan ke dalam teplon dengan api kecil saja. Tapi karena kurang lebar, maka ketika saya masukkan isiannya yakni telor, eh kok ya keluar-keluar.

Kacau dah. Gagal ini kayaknya.

Dan ternyata memang gagal karena kulitnya terlalu tebal sehingga isiannya tidak matang optimal.

Wis... akhirnya isian martabak itu yakni telor yang sudah dicampur dengan irisan bawang, terpaksa saya jadikan telor dadar saja he he he.

Pelajarannya adalah

Ternyata tidaklah mudah membuat kulit martabak telor itu. Tidak mudah pula melebarkan adonan kulit seperti yang dilakukan para penjual martabak telor di pinggir jalan. Kalau kita lihat sih sepertinya mudah, Cuma dilempar-lempar saja trus kulit bertambah lebar.

Ternyata tidak semudah yang dilihat. Walah...

Dan itu sebabnya kita tidak boleh anggap remeh apa pun dan siapa pun karena belum tentu kita bisa melakukan hal yang dilakukan orang lain. Jadi, tetaplah humble dan hargai setiap hal dan setiap orang.

Wis, itulah pelajaran hari ini. Semoga lain kali saya berhasil membuat martabak telor seperti penjual martabak di pinggir jalan. Demikian sharing kali ini. Semoga bermanfaat.

Terima kasih untuk hari ini...


Flag Counter