Timus siap disantap |
Hmm.... daun pisang
masih ada (sisa membuat pepes tahu 2 hari yang lalu). Rencananya saya mau buat
kue pisang, tapi karena ga ada pisang uli, jadi saya beli singkong aja untuk dibuat
timus.
Sayang-sayang kalo
daun pisangnya dibuang begitu saja, dan mumpung masih bisa digunakan, harus
segera saya pakai jadinya. Dan, jadilah saya membuat timus untuk cemilan. Udah lama
juga saya ngga makan timus.
Yo wis, ini dia resep
membuat timus;
Bahan-bahan:
- Singkong
- Gula merah
- Garam
- Daun pisang untuk membungkus
Cara membuatnya:
- Setelah dikupas dan dicuci bersih, parut singkong
- Masukkan ke dalam wadah
- Iris-iris gula merahnya
- Lalu, masukkan gula merah tersebut ke dalam wadah yang berisi singkong yang sudah diparut
- Tambahkan sedikit garam
- Aduk-aduk hingga tercampur rata
- Kemudian, bungkus dengan daun pisang (sesuai selera ya untuk banyaknya adonan)
- Lalu, kukus hingga matang kurang lebih 30 menit
Untuk ukuran manis,
bisa disesuaikan dengan selera yah. Kalao tidak mau terlalu manis, maka gula
merahnya jangan terlalu banyak. Bisa juga ditambahkan kelapa parut atau kelapa
yang dipotong kecil-kecil ke dalam adonan singkongnya, tapi saya ga pake karena
mau bikin timus yang bener-bener dari singkong saja.
Garam di sini
berfungsi untuk menambah rasa dan selain itu juga untuk pengawet alami yah. Tapi,
sedikit saja pakainya.
Cemilan dari singkong
ini bikin kenyang ya apalagi kalao makannya banyak, he he he...
Oya, di sini tadinya
saya mau kasih judul resep membuat timus, tapi ketika saya liat di Google,
ternyata timus itu ada juga yang digoreng dan bahannya pun bisa dari ubi. Jadi,
saya ganti judulnya menjadi judul yang sekarang ini.
Asal muasal singkong
Bersumber dari situs historia, Singkong (Manihot Utilisima), disebut juga ubi kayu atau ketela, berasal dari Amerika Selatan, yang tumbuh liar di hutan-hutan. Bangsa Portugis kemudian menyebarkan tanaman ini ke seluruh dunia. Menurut Haryono Rinardi dalam Politik Singkong Zaman Kolonial, singkong masuk ke Indonesia dibawa oleh Portugis ke Maluku sekira abad ke-16. Tanaman ini dapat dipanen sesuai kebutuhan. “Sifat itulah yang menyebabkan tanaman ubi kayu seringkali disebut sebagai gudang persediaan di bawah tanah,” tulis Haryono.
Butuh waktu lama singkong menyebar ke daerah lain, terutama ke Pulau Jawa. Diperkirakan singkong kali pertama diperkenalkan di suatu kabupaten di Jawa Timur pada 1852. “Bupatinya sebagai seorang pegawai negeri harus memberikan contoh dan bertindak sebagai pelopor. Kalau tidak, rakyat tidak akan mempercayainya sama sekali,” tulis Pieter Creutzberg dan J.T.M. van Laanen dalam Sejarah Statistik Ekonomi Indonesia.
Sampai sekira 1875, konsumsi singkong di Jawa masih rendah. Baru pada permulaan abad ke-20, konsumsinya meningkat pesat. Pembudidayaannya juga meluas. Terlebih rakyat diminta memperluas tanaman singkong mereka.
Kini, singkong mudah sekali didapatkan. Kita bisa membelinya
dengan harga yang amat terjangkau di pasar tradisional ataupun di pedagang
sayur di lingkungan kita. Harga singkong lebih murah dibandingkan dengan ubi.
Dan, penganan dari singkong pernah ngetrend beberapa tahun
belakangan. Yakni singkong keju. Hmm... tapi saya belum pernah mencobanya he he
he... soalnya saya bukan anak gaul.
Wis, segitu dulu untuk sharing kali ini yah. Semoga bermanfaat.
Terima kasih untuk hari ini....