Denting suara angin bertiup yang memukul rangkaian besi-besi
ringan yang digantung di sisi kiri atap rumah ku masih terdengar merdu. Aku
sangat menikmati alunan suaranya. Aku tak peduli apa kata orang.
Pernah ada yang berkata bahwa suaranya bikin berisik saja,
bikin orang ga bisa tidur dibuatnya. Klinting-klinting gak karuan. Ada juga
yang berpendapat bahwa suaranya sih oke tapi kurang elegan bentuk rangkaian
besi-besi yang tergantung di situ, coba diubah bentuknya sedikit dengan
menggunakan sedikit ketrampilan pandai besi, pasti suaranya akan tepat dan pas.
Ada juga yang berkomentar tak peduli dengan bentuknya tapi
suaranya itu yang membuat orang di sekitar enggan beranjak mendengarkannya.
Jadi bikin malas beraktifitas kalau sudah mendengar suara dentingnya.
Ada juga yang pernah diam-diam ingin mencurinya. Bukan
karena jatuh cinta dan ingin memiliki sendiri denting rangkaian besi-besi itu
tapi karena ingin memusnahkannya, ingin dibuangnya jauh-jauh benda yang
berdenting itu. Sungguh bikin pusing kepala katanya. Tetangga ku itu memang
sering sakit gigi yang aku ketahui ia sering menggunakan plester di pipinya
yang terkadang di sebelah kanan, kadang di sebelah kiri. Jadi ya, aku harap
maklumlah dengan tingkahnya itu…
Tapi… upayanya itu tak pernah berhasil. Sampai kini pun
rangkaian besi-besi itu masih tergantung dengan santainya di tempatnya semula tak
pernah bergeser sedikitpun. Karena hal itu, ada yang berpendapat bahwa
rangkaian besi-besi itu bukan rangkaian biasa, ada daya magis padanya.
Pernah suatu ketika anak balita salah satu tetanggaku
menangis tak habis-habisnya di tengah hari nan mendung. Tangisnya itu karena jari-jari
kakinya tersiram kuah panas mie instan yang sedang disuapi sang ibunda. Tak sengaja
memang namun si anak tak dapat menghentikan tangisnya. Makan siang pun gagal
dan sang ibunda perlu kerja keras untuk membuatnya tenang kembali.
Sudah hampir setengah jam anak itu menangis namun tak mau
reda juga. Bujuk rayu sudah dilakukan sang ibunda dan tetangga yang lain. Tat kala
angin mulai bertiup dan menciptakan suara denting rangkaian besi-besi yang
tergantung itu, si anak perlahan-lahan menghentikan tangisnya demi mencari arah
suara denting yang tercipta.
Sejak saat itu kian kuatlah pandangan tetangga ku bahwa
rangkaian besi-besi itu memang tak bisa dibilang biasa. Dan sejak saat itu pula
rangkaian besi-besi itu kian berdenting dengan merdunya tanpa ada gangguan
sedikit pun.
Tapi, lagi-lagi aku tak perduli dengan apa yang orang-orang
katakan atau nilai tentang denting rangkaian besi-besi itu. Aku sungguh
menikmatinya kapan pun tanpa mengganggu aktifitasku. Aku sungguh mencintai
denting rangkaian besi-besi itu. Seolah sudah menjadi bagian dari keseharian
ku. Aku jatuh cinta pada dentingnya itu. Entah pagi hari, siang ataupun malam
kala angin bertiup. Ah…. Indahnya….
Image: Google search