Sabtu, 27 Oktober 2012

Mencari inspirasi….


Sudah berjam-jam aku duduk di kursi ini menghadapi pc ku plus ditemani  dengan secangkir kopi susu hangat yang kini sudah mulai dingin. Aku masih terpaku. Mencoba mencari-cari ide tulisanku yang ingin ku tuangkan hari ini.

Hmm…..

Masih terus aku berputar-putar, masih terus browsing sana browsing sini. Cari inspirasi. Ah… seperti nya buntu. Ku teguk kopi susu ku yang menunggu ku sedari tadi. Kurasakan ia mengalir dalam tenggorokan ku, nikmatnya….. ku ucapkan terima kasih pada secangkir kopi susu ku itu dan pada tenggorokan ku yang masih sehat dan segenap syaraf-syarafku yang masih mampu merasakan nikmatnya kopi susu ku hari ini.

Apa jadinya bila kopi susu itu nikmat tapi syaraf-syaraf di tubuhku menolaknya? Apa jadinya bila tenggorokan ku tidak bersedia mengalirkannya? Pasti  akan lain ceritanya, aku pasti harus mengunjugi dokter pribadi ku demi memeriksa apa yang salah dengan tubuhku.

Ah…. Sebuah kesehatan memang suatu anugrah yang harus selalu disyukuri adanya. Memang seringkali kita mengabaikannya sampai pada suatu ketika kita dipaksa untuk memperhatikannya. Yah…. Sebelum dipaksa untuk memperhatikan tubuh alias sakit memang lebih baik untuk selalu mensyukuri nikmat sehat dan senantiasa menjaganya.

Pernah beberapa bulan yang lalu aku dipaksa untuk itu, memang ini bukan kali pertama L

Tubuhku terasa lemas tak berdaya meski hanya berjalan beberapa meter saja. Panas tubuhku tinggi beberapa saat untuk kemudian menurun kembali. Tubuhku sulit mengeluarkan kotoran yang memang harus aku keluarkan, terasa tersiksa saat-saat harus ke toilet.

Setelah berkonsultasi dengan teman dokter ku, aku diharuskan istirahat total selama 2 minggu dan hanya makan yang empuk-empuk saja plus minum obat yang ia resepkan. Hmm…. Terasa lama bagiku untuk istirahat selama itu, tak enak rasanya kurasakan kala itu. Tapi… itu toh salahku sendiri karena tidak menjaga tubuh dengan baik. Aku dipaksa untuk istirahat demi mengembalikan kesehatan tubuhku.

Itu sudah berlalu tapi ada pelajaran berharga di dalamnya. Aku pun harus mengucapkan terima kasih pada penyakit ku itu.

Masih tetap dalam posisi ku kini. Di depan pc ku yang mulai butut plus dengan secangkir kopi susu yang sudah kutenggak setengahnya.  Hari kian sore, detik demi detik terus berjalan tak terpengaruh oleh apapun. Sang waktu, kala terus bergulir, menggelinding entah ke mana, tak ada yang tahu pasti akan sampai di mana sang kala bergulir. Kemudian kalau ia, sang kala berhenti bergulir maka manusia akan menamainya kiamat bukan sang kala lagi. Sang kala berubah menjadi kiamat karena berhentinya ia bergulir, mengalir, menggelinding.

Adakah saat itu? Entah lah aku tak tahu

Para ilmuwan berpendapat bahwa semesta mengembang adanya, tak berhenti. Tak ada titik henti, setidaknya belum ditemukan bahwa semesta akan berhenti. Usianya sudah terlampau lama tapi belum ditemukan tanda-tanda akan berhenti.

Hmm….

Kurasakan aku mesti menggerakkan tubuhku sejenak setelah sekian jam aku terduduk di depan pc ku. Aku bangkit dan mulai menggerak-gerakkan tubuhku. Ku angkat ke dua tanganku ke atas tinggi-tinggi kemudian ku miringkan tubuhku se kiri dan kanan juga ke depan dan ke belakang. Nikmatnya bisa bergerak….
Yup, sudah agak hilang pegal-pegal yang menghantui tubuhku dan kini saatnya aku meneruskan untuk kembali duduk di depan pc ku melanjutkan mencari inspirasi untuk dituliskan. Oya, sebelumnya ku pergi menuju salah satu sudut rumah ku untuk kembali  membuat secangkir tambahan kopi susu buat menemaniku mencari inspirasi kembali……

Kini…. Aku sudah kembali berada di depan pc ku lengkap dengan secangkir kopi susu kesukaanku….


Image: Google search


Flag Counter