Rabu, 24 Oktober 2012

Aku, seorang bisu....


“apa kabar?”
Sebuah suara mengejutkan ku untuk segera menoleh. Tapi… sepertinya ada hal yang menahan ku untuk tidak menoleh. Dengan perasaan agak bingung dan menebak-nebak pemilik suara, aku akhirnya memaksakan diri untuk sekedar memalingkan wajah ku ke arah suara tersebut.

Angin di sore itu cukup bersahabat setidaknya bagi ku yang memang senang sekali menikmati sore hari di sisi samping rumah ku. Bangku yang ku duduki menghadap ke jalan sebenarnya tapi agak terhalang dengan tanaman pagar yang cukup tinggi dan rapat, jadi cukup membuat ku nyaman tanpa harus melihat dan menyapa tetangga ku yang lewat.

Sesosok pria yang tak ku kenal berdiri di samping ku. Ia Nampak seorang pria yang baik dari penampilannya, terkesan sekali ia menjaga tubuhnya pula dengan baik. Ia tersenyum pada ku berupaya untuk membuka pembicaraan lebih jauh.

Aku seperti sudah terbiasa dengan hal ini. Sudah aku tebak rasanya pasti orang ini disuruh berkenalan dengan ku dan menjadi teman ku menjalani hari-hari ku. Sudah menjadi kebiasaan orang tua ku melakukan hal ini. Mereka mencari pria atau pun wanita yang bersedia untuk menyisihkan waktu mereka untuk menemani ku, di sini, di sisi samping rumah ku.

 Tak menunggu jawaban apa pun dari bibir ku, akhirnya ia duduk  di kursi panjang yang ada di hadapan ku. Senyumnya masih tersisa di wajahnya. Dengan seksama ia memperhatikan aku yang tengah asik dengan diri ku sendiri. Duduk di hadapannya seolah ia tak ada.

Aku memang benar-benar menikmati diri ku setiap saat.  Ia terus memperhatikan aku sambil memperkenalkan diri.

“perkenalkan, nama ku Satria,” ia mulai memperkenalkan diri

“aku masih kuliah semester awal di Jakarta yang panas dan macet ini,” lanjutnya sambil tetap tersenyum

Aku tentu saja mendengarkannya berbicara pada ku.  Aku berusaha mendengarkan setiap perkataannya. Merdu di telinga ku seperti alunan suara rumpun-rumpun bambu yang saling bergesekan tertiup hembusan angin semilir tak jauh dari rumah ku.

Hmmm…..

Sesekali ia berhenti demi menunggu sepatah atau dua patah kata yang keluar dari bibir ku. Tapi itu tak ia dapatkan.

Aku tak  terlalu pusing karenanya. Aku memang seorang pendengar yang baik namun bila untuk berbicara maka aku pun menyerah. Hari-hari ku isi dengan diam seribu bahasa. Sementara telinga ku mendengar segala macam hingar bingar ataupun lembut nya alunan semilir angin tapi tidak dengan bibirku. Bibir ku kelu untuk mengucapkan sepatah kata pun.

Ya, aku seorang bisu…..


Image: Google search
Flag Counter