Baru aja sampai di tempat kerja, duduk di depan komputer
tapi kok jadi ngantuk ya? Malu juga pagi-pagi udah ngantuk padahal semalam
tidur cukup.
Ya, coba mensiasatinya dengan bangkit dari kursi dan mulai
gerak-gerak sedikit sambil nyapu sedikit. Hmm… pas duduk kembali masih agak
ngantuk, kalau diikutin sih rasa kantuk itu ya pasti tidur di kursi. Lho, jadi
bingung sendiri; ini mau kerja apa mau tidur? He he he…
Memang hal itu ga terjadi tiap hari. Ga tau aja kenapa hari
ini kok sering nguap. Apa karena pagi ini sarapan nasi dan makan siang dengan
lauk tumis kankung dengan nasi yang agak banyak? Aduh…. Apa betul ya kankung
itu bikin ngantuk? Jangan-jangan memang bukan mitos.
Jadi inget pas waktu sekolah, dulu kalo ada siswa yang
ngantuk saat pelajaran dan ketauan bapak atau ibu guru, pasti disuruh cuci muka
biar seger dan bisa konsen ngikutin pelajaran. Iya sih, manjur juga itu. Cuci muka,
mata kan kena air juga jadi bisa sedikit ngusir rasa kantuk.
tapi hal itu kok bisa ga ada di memori ya. Jadi ga inget
buat cuci muka. Aduh…. Apa karena begitu parahnya kantuk ini sehingga bikin
lupa. Wah… lain kali mesti milih-milih menu makanan nih atau mesti mengubah
kondisioning. Mesti mengubah pola makan, yang biasanya porsi nasinya lebih
banyak sekarang dibalik menjadi sayur atau lauknya yang lebih banyak.
Makanan memang pegang peranan yang sangat penting. Baru saja
membaca artikel oleh Osho mengenai makanan ini. Bahwasanya makanan mempengaruhi
badan, pikiran, mental emosional dan jiwa kita, sehingga kita mesti
pintar-pintar memilih makanan yang kita konsumsi. Jangan asal makan karena
menurut Seorang Bijak, makanan adalah obat. Kalau obatnya ga bener, ga higienis
maka kita sendiri yang akan menanggung akibatnya.
Makanan adalah obat sehingga jumlah yang kita makan pun
harusnya tidak melebihi takaran. Seperti halnya sabda Nabi Muhammad yang
berbunyi; makanlah pada saat lapar dan berhentilah sebelum kenyang. Jadi intinya
makan secukupnya, hanya untuk memenuhi kebutuhan saja bukan untuk memenuhi
keinginan kita yang biasanya didasari oleh nafsu saja tanpa memikirkan akibatnya
pada fisik ataupun jiwa kita. Jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh kita sebesar
1200 kalori per hari, jadi kalo melebihi takaran tersebut setiap hari, maka
tinggal tunggu saja penyakit-penyakit yang akan muncul.
Mengenai makanan, Ia Yang Bijak berulangkali mengatakan
untuk mengubah pola makan, bila mana belum bisa meninggalkan makan daging merah,
setidaknya tidak makan setiap hari. Dikurangi menjadi 2 kali atau satu kali
saja dalam satu minggu yang untuk kemudian bisa menggantinya dengan daging ayam
ataupun ikan.
Anjuran itu memang amat baik adanya, namun karena kita sudah
terbiasa dengan makan daging entah itu yang merah ataupun putih, kita mesti
mulai serius untuk meninggalkannya. Menjadi vegetarian adalah idealnya namun
hal itu pun haruslah dengan kesadaran sendiri tidak karena terpaksa mengikuti
perintah seseorang.
Kalau hanya karena terpaksa mengikuti perintah seseorang,
maka itu pun tidak ada gunanya. Kita akan menggerutu dalam hati dan merasa
tidak rela melakukannya sehingga akan ada gejolak dalam bathin kita. Meskipun baik
adanya namun sekali lagi kita harus melakukannya dengan kesadaran ataupun
kemauan kita sendiri. Kita melakukannya demi kebaikan diri kita sendiri.
Vegetarian memang ideal yang mesti diterapkan karena organ
tubuh kita khususnya organ pencernaan kita bukanlah ditujukan untuk mencerna
daging. Susunan gigi geligi kita tidak diperuntukkan mengunyah daging tapi
lebih kepada sayur-mayur, buah-buahan, tempe, tahu dan makanan nabati lainnya.
Memang sih makan daging berkesan mewah, itu dikarenakan
daging memang harganya lebih tinggi dibandingkan dengan harga sayur-mayur
ataupun produk olahan nabati seperti tempe ataupun tahu. Tapi apakah kita mau
makan gengsi yang berakibat buruk pada kesehatan kita?
Ada yang berpendapat kalau kita membutuhkan daging karena
protein dan kalsium yang dikandungnya. Tapi kita pun dapat memperoleh protein
dan kalsium dari sayur-mayur ataupun buah-buahan serta produk nabati lainnya. Kita
mesti pandai-pandai memilih makanan, jangan termakan oleh iklan yang
gembar-gembor supaya kita makan daging demi memperoleh protein dan kalsium yang
kita perlukan.
Ya, segalanya kembali pada pribadi kita masing-masing. Entah
itu mau menjalani hidup menjadi vegetarian ataupun non-vegetarian ya terserah
saja. Toh kita bertanggung jawab pada hidup kita masing-masing.
Selamat merenung… semoga bermanfaat….
Terima kasih untuk hari ini
17 juli 2012
Image: Google Search