Selasa, 17 Juli 2012

Pengaruh Makanan dan Rasa Kantuk


Baru aja sampai di tempat kerja, duduk di depan komputer tapi kok jadi ngantuk ya? Malu juga pagi-pagi udah ngantuk padahal semalam tidur cukup.

Ya, coba mensiasatinya dengan bangkit dari kursi dan mulai gerak-gerak sedikit sambil nyapu sedikit. Hmm… pas duduk kembali masih agak ngantuk, kalau diikutin sih rasa kantuk itu ya pasti tidur di kursi. Lho, jadi bingung sendiri; ini mau kerja apa mau tidur? He he he…

Memang hal itu ga terjadi tiap hari. Ga tau aja kenapa hari ini kok sering nguap. Apa karena pagi ini sarapan nasi dan makan siang dengan lauk tumis kankung dengan nasi yang agak banyak? Aduh…. Apa betul ya kankung itu bikin ngantuk? Jangan-jangan memang bukan mitos.

Jadi inget pas waktu sekolah, dulu kalo ada siswa yang ngantuk saat pelajaran dan ketauan bapak atau ibu guru, pasti disuruh cuci muka biar seger dan bisa konsen ngikutin pelajaran. Iya sih, manjur juga itu. Cuci muka, mata kan kena air juga jadi bisa sedikit ngusir rasa kantuk.

tapi hal itu kok bisa ga ada di memori ya. Jadi ga inget buat cuci muka. Aduh…. Apa karena begitu parahnya kantuk ini sehingga bikin lupa. Wah… lain kali mesti milih-milih menu makanan nih atau mesti mengubah kondisioning. Mesti mengubah pola makan, yang biasanya porsi nasinya lebih banyak sekarang dibalik menjadi sayur atau lauknya yang lebih banyak.

Makanan memang pegang peranan yang sangat penting. Baru saja membaca artikel oleh Osho mengenai makanan ini. Bahwasanya makanan mempengaruhi badan, pikiran, mental emosional dan jiwa kita, sehingga kita mesti pintar-pintar memilih makanan yang kita konsumsi. Jangan asal makan karena menurut Seorang Bijak, makanan adalah obat. Kalau obatnya ga bener, ga higienis maka kita sendiri yang akan menanggung akibatnya.

Makanan adalah obat sehingga jumlah yang kita makan pun harusnya tidak melebihi takaran. Seperti halnya sabda Nabi Muhammad yang berbunyi; makanlah pada saat lapar dan berhentilah sebelum kenyang. Jadi intinya makan secukupnya, hanya untuk memenuhi kebutuhan saja bukan untuk memenuhi keinginan kita yang biasanya didasari oleh nafsu saja tanpa memikirkan akibatnya pada fisik ataupun jiwa kita. Jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh kita sebesar 1200 kalori per hari, jadi kalo melebihi takaran tersebut setiap hari, maka tinggal tunggu saja penyakit-penyakit yang akan muncul.

Mengenai makanan, Ia Yang Bijak berulangkali mengatakan untuk mengubah pola makan, bila mana belum bisa meninggalkan makan daging merah, setidaknya tidak makan setiap hari. Dikurangi menjadi 2 kali atau satu kali saja dalam satu minggu yang untuk kemudian bisa menggantinya dengan daging ayam ataupun ikan.

Anjuran itu memang amat baik adanya, namun karena kita sudah terbiasa dengan makan daging entah itu yang merah ataupun putih, kita mesti mulai serius untuk meninggalkannya. Menjadi vegetarian adalah idealnya namun hal itu pun haruslah dengan kesadaran sendiri tidak karena terpaksa mengikuti perintah seseorang.

Kalau hanya karena terpaksa mengikuti perintah seseorang, maka itu pun tidak ada gunanya. Kita akan menggerutu dalam hati dan merasa tidak rela melakukannya sehingga akan ada gejolak dalam bathin kita. Meskipun baik adanya namun sekali lagi kita harus melakukannya dengan kesadaran ataupun kemauan kita sendiri. Kita melakukannya demi kebaikan diri kita sendiri.

Vegetarian memang ideal yang mesti diterapkan karena organ tubuh kita khususnya organ pencernaan kita bukanlah ditujukan untuk mencerna daging. Susunan gigi geligi kita tidak diperuntukkan mengunyah daging tapi lebih kepada sayur-mayur, buah-buahan, tempe, tahu dan makanan nabati lainnya.

Memang sih makan daging berkesan mewah, itu dikarenakan daging memang harganya lebih tinggi dibandingkan dengan harga sayur-mayur ataupun produk olahan nabati seperti tempe ataupun tahu. Tapi apakah kita mau makan gengsi yang berakibat buruk pada kesehatan kita?

Ada yang berpendapat kalau kita membutuhkan daging karena protein dan kalsium yang dikandungnya. Tapi kita pun dapat memperoleh protein dan kalsium dari sayur-mayur ataupun buah-buahan serta produk nabati lainnya. Kita mesti pandai-pandai memilih makanan, jangan termakan oleh iklan yang gembar-gembor supaya kita makan daging demi memperoleh protein dan kalsium yang kita perlukan.

Ya, segalanya kembali pada pribadi kita masing-masing. Entah itu mau menjalani hidup menjadi vegetarian ataupun non-vegetarian ya terserah saja. Toh kita bertanggung jawab pada hidup kita masing-masing.

Selamat merenung… semoga bermanfaat….

Terima kasih untuk hari ini

17 juli 2012


Image: Google Search
Flag Counter