Selasa, 02 Juli 2019

Tempat Meditasi Jakarta


“Sepi amat kayaknya hidup gua Sat”. suatu hari Santo mengeluh pada sahabatnya. Saat itu mereka duduk-duduk menikmati suasana sore hari di balkon belakang kamar Satria.

“Coba kamu telusuri San, apa yang kurang atau yang belum kamu lakukan.” Satria menjawab sambil meneguk segelas teh manis yang ada di hadapannya.

“Sesuatu yang ingin kamu lakukan tapi belum kamu lakukan.”Satria masih menambahkan.
“Tapi tentu saja sesuatu yang baik ya bukan hal yang buruk  dan pastinya ga ngerugiin siapa pun juga.”

Angin sepoi-sepoi menjadi saksi obrolan mereka sore yang cerah itu.

“Wah.. kalau itu sih banyak Sat. Gua pengen ngerjain banyak hal yang menurut gua baik tapi belum gua kerjain lantaran masih banyak kendala.” Santo ikut meneguk teh manis yang disuguhkan.
“Kendalanya pasti lu tau lah, selain dari sisi keuangan ada juga sisi mental. Gua ga cukup berani melakukan hal-hal itu.” Santo masih melanjutkan.

Sesekali terdengar suara pedagang makanan yang lewat menjajakan dagangan mereka.

“Mungkin kamu mesti mencoba mulai menyelami diri San.” Satria memberi sebuah solusi.
“Menyelami diri bagaimana Sat? emangnya diri gua ini kolem yang bisa diselami?” Santo agak guyon memandang wajah sahabatnya itu.

Yang dipandang malah mencibir.

“Wa ka ka ka ka ka …” Garing tuh San

“Menyelami diri melalui kotemplasi atau bahasa kerennya meditasi, zen. Jadi kita bisa mengenal diri sendiri. Kita bisa tau apa sih potensi diri kita dan berani untuk mengekspresikan atau mengembangkannya.” Lebar Satria berusaha menjelaskan pada Santo yang masih nampak bingung tentang apa itu menyelami diri.

“Jadi segala meditasi yang lu lakuin selama ini itu tujuannya untuk mengenali diri sendiri?” Santo masih memandang sahabatnya.

“Iyalah… bukan tujuan yang lain. Yang utama adalah mengenal diri, bila kita menjadi sehat atau ceria atau lebih kaya (bahkan) itu adalah bonus. Melalui meditasi kita bisa menjadi lebih percaya diri, bisa menghadapi masalah dalam hidup dengan pikiran yang jernih dan juga menjadi kreatif. Satria sekali lagi meneguk teh manisnya untuk yang terakhir kali.

“Mantap tuh Sat. iya dah, gua akan mulai belajar meditasi kayak lu biar hidup gua ga sepi alias ga hampa.” Santo mengiyakan sahabatnya.

“Coba kamu browse di Google “tempat meditasi Jakarta” Nah, di situ aku belajar meditasi San. “Emang sih kalau kita yang di Jakarta  Selatan ini jauh ke situ tapi… demi mengenal dan menggali diri ga ada salahnya kita tuju.”

Santo langsung membuka hp dan mulai mengakses Google dan jari-jemarinya mengetik kata kunci “Tempat meditasi Jakarta

“Wis… keren… yang nomor satu itu Anand Ashram MeditationCentre…” Santo berujar seraya mengacungkan jempolnya. “Tempat latihan meditasi yang didirikan oleh Bapak Anand Krishna.”

“Iya Sat.. jauh banget ya dari sini. Jakarta Utara gitu lho…. Tapi… seinget gua, gua pernah ke daerah sumur batu itu Jakarta Utara juga kayaknya. Waktu itu gua nganterin si Rahayu sepupu gua naro lamaran kerja.”

“Nah, kalo dari sumur batu udah ga terlalu jauh he he he.” Satria nyengir sendiri.

“Sekarang mah udah lebih gampang San, kamu bisa naik transjakarta ke sana dan ongkosnya juga murah kalo naik trans”. Satria menjelaskan dengan semangat.

Oh iya Sat, ngomong-ngomong kok gua perhatiin lu udah lama ikut latihan meditasi tapi kok ga kaya-kaya.” Seloroh Santo yang membuat Satria agak kaget mendengarnya.

“Sialan kau San,” balas Satria sambil mendaratkan tinju ringan ke lengan kiri sobatnya itu.

“Gantengan sih, tapi... sedikit!” Sambung Santo yang dikuti oleh gelak tawa keduanya.

Hasil Pencarian Kata Kunci Tempat Meditasi Jakarta


Flag Counter