Gambar dari Google |
Itu Rabu dini hari. Kamisnya kami tidak berangkat bekerja. Kami istirahat di rumah karena merasa tidak kuasa untuk pergi keluar. Hmm... sakit tuh bener-bener ga enak. Sakit apa pun itu.
Perut yang sakit belum reda juga. Terkadang anginnya masih berputar sehingga kami pun kesakitan. Aduh.... anginnya berputar dari arah ulu hati menuju perut bawah. Sampai di bawah itu tidak ada angin atau apa yang keluar.
Ya, kami jarang sekali buang angin waktu itu, padahal itu yang kami harapkan. Angin yang terperangkap dalam perut harus keluar, entah itu melalui buang angin dari bawah atau dari atas (sendawa) atau berupa muntah (maaf).
Itu memang harus terjadi agar anginnya segara minggat dari perut kami sehingga kami bisa beraktifitas seperti biasa. Memang nampaknya sepele ya, masalah angin saja. Tapi.. angin itu kalau terperangkap seperti ini ya memang merepotkan dan menyakitkan.