Ufo |
Hening siang itu. Meskipun di luar terik terasa, namun di
ruang yang tak terlalu luas itu, Satria nampak biasa saja. Sebuah kipas angin
berukuran sedang berwarna putih yang menempel di salah satu dinding ruangan itu
memang nampaknya membuat Satria tak kegerahan. Berputar dari satu sisi ke sisi
yang lainnya, kipas angin itu membuat ruangan cukup sejuk.
Duduk di kursi kerjanya, Satria sejenak merasa ada lintasan
pikiran yang mengganggunya.
“Apakah dewa atau dewi itu sama dengan alien ya?” Demikian
pikiran itu melintasi
“Wah... aku ga tau itu.” Pikiran yang lainnya menimpali
secara spontan
“Tapi... bisa jadi sama.”
“Bisa jadi juga berbeda. Mereka adalah suatu yang berbeda.”
“Tentu saja kedua kemungkinan itu ada dan aku ga bisa
memastikannya.” Masih terjadi “percakapan” dalam pikirannya.
Kemudian...
“Aha... kenapa ga cari tau aja di si mbah Google!” Sebuah
pikiran lainnya melintas, Satria pun mulai menyibukkan jari-jemarinya di atas
keyboard komputernya.
Ia memasukkan kata kunci dewa dewi alien di dalam browser
yang ia gunakan.
Sejenak muncullah sederetan hasil dari pencariannya dengan
urutan kedua adalah video dari Bapak Anand Krishna yang berjudul Dewa/Dewi:
Alien atau Penolong Manusia?
Tak sabar ingin mengetahui jawaban dari pertanyaan yang
muncul dalam pikirannya tadi, Satria segera saja meng-klik link video tersebut.
Berikut ini penjelasan Bapak Anand Krishna dalam video yang
berdurasi 14:46 itu
Bapak Anand Krishna
memberikan perumpamaan bahwa seperti halnya dalam keseharian kita, bila ada
warga negara Amerika datang ke negara kita, maka seseorang itu atau mereka kita
anggap orang asing, pun demikian pula
bila kita yang berasal dari Indonesia datang ke negara Amerika, maka kita
dianggap orang asing oleh penduduk Amerika tersebut.
Dalam bahasa Jawa
Kuno, bahasa sansekerta,bahasa Kawi Kuno dan dalam bahasa Sunda, makhluk-makhluk di luar bumi yang pernah
datang ke sini disebut dewa. Dalam bahasa Bali mereka menyebutnya dengan Betara.
Dalam setiap bahasa ada istilah untuk menyebutnya.
Pengertian kita
tentang dewa adalah Light Being, makhluk cahaya. Kita harus memahami bahwa orang-orang atau
dewa-dewa itu datang ke sini, mereka itu pasti bisa menyesuaikan diri untuk
datang ke sini dalam waktu yang sangat singkat.
Dulu kalau kita mau ke
planet Mars, butuh waktu enam bulan, belakangan ini bisa dalam waktu 3 minggu
saja. Dalam kurun waktu 20 – 30 tahun jangka waktunya ke planet Mars dari 6
enam bulan kini sudah turun menjadi 3
minggu, bagaimana kalau itu mungkin terjadi dalam waktu beberapa jam,
bolak-balik ke Mars. Berarti badan kita ada penyesuaian-penyesuaian, bukan cuma
pesawatnya disesuaikan.
Sekarang kita sudah
bicara tentang teletransportation, pasti akan terjadi penyesuaian-penyesuaian.
Nah, mereka (para
dewa/dewi) berada dalam satu peradaban yang lebih maju dan mereka bisa datang
ke sini (ke bumi). Dan kita sejak 5000 tahun yang lalu mengalami kemerosotan,
sehingga interaksi kita dengan mereka terputus cukup lama dan hanya terjadi
dengan orang-orang tertentu.
Tetapi ya, they are
all around us, mereka ada di mana-mana. Dan mereka juga berkepentingan bahwa
kita tidak terlalu bodoh. Karena kalau kita melakukan kesalahan apapun yang berpengaruh
tidak baik bagi Bumi kita, termasuk global warming , akan mempengaruhi seluruh
konstelasi.
Jadi, mereka itu
khawatir karena kita bodoh sekali, kalau kita merusak di sini maka mereka juga
akan kena dampaknya.
Kita (manusia) itu
layaknya anak kecil atau orang yang belum berpengetahuan yang diberikan mainan atau
senjata yang ampuh tapi karena tidak tahu maka kita bisa saling membunuh.
Jadi, mereka (para
dewa/dewi) juga sedang mengawasi kita, mengamati kita. Mereka datang ke sini
dan mengawasi hal-hal yang berkaitan dengan nuklir .
Bapak Anand Krishna
menyatakan bahwa kita semestinya tidak menyebut mereka alien karena banyak
sekali hal-hal yang sekarang kita nikmati di bumi ini adalah berkat mereka,
banyak sekali.
Seperti science, ilmu
pengetahuan, sains. Contohnya seorang ahli Matematika asal India yang terkenal dengan kontribusinya
dalam pengembangan dari analisis matematika, teori bilangan, barisan tak
hingga, dan pecahan berkelanjutan yang bernama Srinivasa Ramanujan, ia suka
berdoa pada seorang dewi, pada Mother Goddess dan ia mendapatkan ilham. Uniknya
dia adalah seorang autodidak.
Itu adalah hasil dari
ilmu yang ditransfer kepada dia dari luar. Bapak Anand Krishna percaya bahwa
yang ia sebut dewi itu mewujud dan itu mungkin sekali. Ia berinteraksi dengan
sang dewi dan mendapatkan info itu dari sang dewi.
Apakah karena mereka
(para dewa/dewi itu makhluk yang lebih advanced, maju sehingga mereka bisa
mempengaruhi mind (gugusan pikiran dan perasaan) kita sehingga kita bisa
menangkapnya?
Kita bisa menangkapnya
(menangkap informasi yang disampaikan oleh mereka) dan kalau kita kebetulan
membutuhkan interaksi secara fisik, juga
bisa terjadi seperti itu. Kejadiannya terjadi pada Bapak Anand Krishna seperti
yang beliau paparkan dalam buku beliau yang berjudul Soul Quest.
Jadi, mereka itu
adalah makhluk-makhluk cahaya yang bisa mewujud.