Sabtu, 02 Februari 2019

Solusi dari Bapak Anand Krishna Agar Terhindar Dari Penyesalan

Jam 2 lewat dini hari saat itu ketika Santo terbangun dari tidurnya dan sulit untuk tidur kembali. Sejenak ia berpikir bahwa sudah beberapa kali dalam satu bulan belakangan ini hal itu terjadi padanya. Tidak seperti biasanya.

Ia pun bergegas pergi ke kamar mandi dan setelah itu menuju dapur untuk meneguk segelas air putih lalu kembali ke kamarnya. Tak ingin berlarut-larut dalam kegelisahannya, ia duduk bersila di atas tempat tidurnya. Berupaya untuk mencari tahu penyebab dari hal yang ia alami.

Santo mencoba untuk mengatur nafasnya sambil memejamkan mata dan masih dengan posisi duduk bersila di atas tempat tidurnya. Ia menarik nafas dan perutnya otomatis mengembung kemudian membuang nafas, perutnya mengempis, berkali-kali ia melakukan proses pernafasan itu yang ia ketahui dari menyimak video-video Bapak Anand Krishna di channel Youtube beliau dan juga buku-buku yang beliau tulis.

Masih melakukan proses pernafasannya, Santo perlahan-lahan bertanya pada dirinya sendiri (bertanya dalam hati) mengapa ia gelisah dan sering terbangun di tengah malam. Pertanyaan itu diulanginya terus menerus. Sudah lewat 15 menit, namun jawaban tak didapatinya. Detak jarum jam terdengar jelas di keheningan malam.

Santo tak berkecil hati. Ia terus melakukan proses pernafasan sambil terus bertanya. Ia bersikeras untuk menemukan jawaban dari kegelisahan yang ia alami akhir-akhir ini. Lamat-lamat ia teringat kata-kata Satria, sahabatnya; “Dalam salah satu wejangan Bapak Anand Krishna terkait pembahasan Bhagavad Gita, beliau mengatakan untuk tidak menunda niat baik dan menunda niat buruk karena pikiran kita mudah berubah.”

Terngiang-ngiang suara Satria masih melanjutkan: “Dalam penjelasan tentang Bhagavad Gita Percakapan 02 Ayat 31-41 yang mengambil tema besar Jangan Ragu Jalanilah Hidupmu Sesuai Kodratmu Itulah Yoga, Bapak AnandKrishna memaparkan bahwasanya bila kita memiliki niat baik atau ingin melakukan suatu hal yang baik maka hendaknya janganlah ditunda namun bila ada niat buruk maka kiranya ditunda hal ini berkaitan dengan pikiran kita yang mudah berubah.

Dicontohkan dalam pembahasan tersebut adalah mengenai Karna yang merupakan anak dari ibu para Pandawa yang dilahirkan sebelum para Pandawa. Meskipun ia memihak Kurawa dalam perang Bharatayudha, sesungguhnya Karna memiliki sifat-sifat yang sangat mulia sehingga sampai kini pun namanya masih dikenang.

Suatu ketika Karna sedang mandi di di tepi sungai dekat Hastinapura. Saat mandi, seperti kebiasaan jaman itu, badan digosok dengan minyak lebih dahulu kemudian mandi. Karna memegang tempat minyaknya yang terbuat dari emas menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya untuk menggosok badan.

Tiba-tiba ada seorang pengemis yang lewat dan mengemis padanya. Langsung saja ia memberikan tempat minyak yang terbuat dari emas itu kepada si pengemis yang tentu saja masih berada di tangan kirinya.

Ketika si pengemis bertanya mengapa ia memberikan dengan tangan kirinya, Karna meminta maaf sambil menjelaskan bahwa bila ia pindahkan lebih dahulu tempat minyak tersebut ke tangan kanannya untuk kemudian diberikan kepada si pengemis, ia khawatir bila pikirannya berubah dan tidak jadi untuk memberikan tempat minyak tersebut.”

Bhagavad Gita 2:37: “Jika terbunuh dalam perang demi kebajikan ini, kau akan mendapatkan tempat yang layak di surga, di alam setelah kematian. Dan, apabila kau menang, kau akan menikmati kekuasaan dunia. Sebab itu Kaunteya (Arjuna, Putra Kunti) – bangkitlah, tetapkanlah hatimu untuk berperang demi kebenaran.”

Jangan sampai ada penyesalan. Maksudnya apa? Seperti saya tadi mengatakan, untuk berbuat sesuatu yang baik sesuai tugas, kalau kita menunda dan tidak sampai terjadi, ada penyesalan. Dan penyesalan ini membuat kita sangat menderita.

Banyak orang yang mati, dengan kondisi yang mengenaskan sekali. Sampai berhari-hari, kadang bertahun-tahun. Bertahun-tahun dalam keadaan koma atau vegetatif, di atas ranjang saja. Kita nggak tahu misteri kematian. Tapi kebanyakan, orang seperti itu biasanya memiliki penyesalan. Ingin berbuat sesuatu dalam hidup, tapi nggak sampai. Nggak bisa berbuat, terus kelewatan.

Santo masih mengingat kelanjutan ucapan sahabatnya mengutip Bhagavad Gita 2:41  Wahai Kurunandana (Arjuna, Kebanggaan wangsa Kuru), dalam menjalani yoga ini, berkarya dengan Kesadaran Jiwa –mereka yang paham, niscayalah teguh dalam keyakinannya. Sementara itu, mereka yang tidak paham, tidak pula teguh dalam keyakinannya, karena pikiran mereka masih bercabang.”

Penjelasan dari Bapak Anand Krishna adalah bahwasanya kita harus selalu hidup di dunia ini dengan penuh keyakinan. Bahwa apa pun yang terjadi, setidaknya saya sudah berbuat. Kalau tidak berbuat, yang akan tejadi adalah penyesalan. Dan penyesalan ini bisa sepanjang usia.

Bingo! Saat itu Santo mendapatkan jawaban dari masalah yang ia alami. Ternyata selama ini ia memendam rasa penyesalan atas hal yang ia tidak lakukan terhadap seseorang sehingga terjadi kesalahpahaman di antara mereka.  Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menemui orang itu dan menyelesaikan kesalahpahaman di antara mereka.

Seketika itu juga Santo berucap dalam hati: “Terima kasih Bapak Anand Krishna...”



Flag Counter