Sebenarnya dengan sharing pengalaman yang menurut saya
berharga ini, saya membuka aib diri saya sendiri yakni kebodohan masih ada
dalam diri saya, saya masih bisa dibodohi oleh orang lain. Dan aib saya lainnya
yakni saya ingin kemudahan atau ingin instan, ga mau ribet.
Tapi saya punya alasan sendiri kenapa saya mau sharing
pengalaman ini. Yakni dengan tujuan supaya teman-teman yang membaca sharing ini
tidak akan mengalami hal serupa yang terjadi pada saya. Halah belagak bijak he he he...
Simak ya, ini dia kejadiannya:
Kejadiannya adalah jum’at kurang lebih pukul 10.25 malam
saat itu saya sedang melakukan order ojek online. Karena saya biasa menggunakan
ojek online bila bepergian. Saat itu saya sendiri, berdiri di sisi jalan di depan
sebuah SPBU di kawasan Jakarta Selatan.
Tiba-tiba ada seorang driver berseragam mendatangi saya,
menanyakan tujuan saya. Saya jawab bahwa saya sedang pesan ojek online. Dia
menganjurkan untuk memakai jasanya saja dan menyuruh saya untuk tidak melakukan order
lebih dulu.
Lalu dia kasih instruksi pada saya untuk melakukan order.
Saya melakukan instruksinya. Benar saja, dia yang mengambil order saya tadi,
jadi orang tersebut akan menjadi driver saya.
Namun ada yang aneh, lokasi saya yang tertera di hp kok
berbeda dengan lokasi saya sebenarnya. Di hp lokasi saya berada di sebuah pusat
perbelanjaan, sekitar 300 meter mungkin dari lokasi saya berada. Nah...
Saya bilang ke driver tersebut, kok lokasi saya ini berbeda.
Dia bilang ga masalah karena nama driver dan no polisi kendaraan yang tercantum
di hp/aplikasi sesuai.
Baiklah, saya tak terlalu pusing.
Ketika akan naik kendaraannya, dia bilang untuk melakukan
cancel order supaya dia dapat komisi. Saya ga paham dengan perkataannya, dan
langsung saya jawab bahwa saya ga mau melakukan hal tersebut, saya mau gunakan
sesuai order saja. Sesuai aplikasi atau kalau tidak, akan saya batalkan sama
sekali.
Saya pun naik kendaraannya dengan memesan supaya tidak
ngebut. Kendaraan pun melaju menuju tujuan yang tertera di aplikasi, tempat
tinggal saya.
Dalam perjalanan, driver tersebut seperti orang yang
mengantuk. Beberapa kali saya tegur bahwa dia mengantuk. Dia ga ngaku. Beberapa
kali tetap saya menegurnya hingga sampailah di tempat tujuan, tempat tinggal
saya.
Saya berkata bahwa dia memanipulasi map, karena lokasi saya
ga sesuai dengan lokasi yang tertera di aplikasi, tapi dia mengelak. Saya yakin
itu. Setelah membayar ongkos plus uang tambahan, saya pun masuk ke rumah.
Nah, ketika saya periksa hp, ternyata ada driver lain yang
menghubungi saya pada jam yang sama saat saya menggunakan kendaraan driver tadi. Ternyata driver tersebut yang masuk dalam catatan order saya dan order tersebut dibatalkan oleh driver tadi karena saya tak menjawab panggilan teleponnya.
Dan, order saya yang barusan tidak tercantum dalam history
order saya. Saya pun marah, tapi dalam rasa marah itu, saya mengakui bahwa itu adalah kebodohan saya sendiri yang membuat hal itu terjadi. Bila saja saya tidak
menerima tawaran driver yang mengantuk tersebut, maka itu tidak akan terjadi.
Memang, saya tidak terluka atau tidak terjadi kecelakaan
walau driver itu mengantuk. Namun, bila mana terjadi kecelakaan, maka data-data
saya tidak terdeteksi oleh perusahaan ojek online yang saya gunakan tersebut
lantaran tidak ada histori order saat itu.
Pelajaran yang dapat diambil adalah:
- Jangan mudah percaya terhadap bantuan orang lain apalagi orang yang tidak kita kenal.
- Hati-hati bilamana bepergian kala malam hari (terutama para wanita)
- Ikuti intuisi diri sendiri
Demikian sharing saya kali ini. Semoga ada manfaatnya.
Terima kasih untuk hari ini...