Memang sih tampak suatu yang biasa saja, tak ada yang
luar biasa. Memang biasa. Tak ada yang luar biasa. Banyak orang yang juga
melakukannya, malah mereka melakukannya karena profesi, sehingga mereka menjadi
ahli di bidang itu – bercocok tanam.
Para petani contohnya, mereka adalah para ahli di bidang
bercocok tanam, entah itu bercocok tanam sayur-mayur, padi , buah-buahan ataupun
tanaman lainnya. Kita sepatutnya berterima kasih pada sumbangsih mereka. Dengan
tekun dan sabar mereka berupaya menghasilkan aneka jenis tanaman yang menunjang
kebutuhan pangan kita.
Mengetahui keberadaan komunitas berkebun, tepatnya
bernama Indonesia berkebun, kami pun jadi semangat untuk mencoba bercocok
tanam. Seperti yang digalakkan komunitas tersebut, mereka menanam aneka tanaman
yang memang kita butuhkan setiap hari. Seperti tanaman sawi hijau, kangkung,
tomat, bayam, cabe merah keriting, atau pun cabe rawit. Ada juga yang menanam
mentimun.
Bener-bener asyik melihat hijaunya tanam-tanaman itu.
Tanaman sawi yang kami tanam dalam pot. Ini baru kami pindahkan |
Kami jadi bersemangat untuk mencobanya di rumah. Masih ada
lumayan lahan yang bisa digarap, namun karena kami menganggap tak aman menanam
di tanah tersebut, maka kami pun memutuskan untuk menanam dalam pot. Kemudian pot-pot
tersebut kami gantung.
Pot-pot yang kami gunakan pun tak melulu pot yang bisa
kita dapatkan di penjual bunga, tapi kami juga menggunakan botol-botol air
mineral seperti yang juga kami lihat pada beberapa blog di internet.
Ini sesaat seblum akhirnya kami konsumsi untuk kami masak bersama mie instan |
Tidak bisa dan tidak akan terjadi, hari ini menanam
esoknya akan menuai hasil. Itu sungguh amat teramat mustahil. Inilah pelajaran
yang kami dapatkan dari bercocok tanam. Tak ada yang instan. Semua butuh waktu,
tanaman-tanaman tersebut membutuhkan waktu seperti halnya manusia ataupun hewan
membutuhkan waktu untuk bertumbuh.
Perlu kesabaran untuk memetik hasilnya :-) |
Pelajaran yang kami dapatkan lainnya adalah bahwasanya
tanaman itu sungguh luar biasa, mereka menyediakan dirinya untuk memberikan
supply makanan kepada kita. Hal tersebut pun dikatakan oleh seorang dokter yang kami kenal.
Namun, kadang
kegiatan bercocok tanam kami mendapatkan sedikit cibiran, “buat apa sih
ribet-ribet nanam segala, beli saja langsung di tukang sayur, kan banyak dan
murah lagi,”
Tapi pernyataan seperti itu kami biarkan saja. Toh, kami
suka dengan hijaunya tanaman yang kami tanam. Senangnya tak tergantikan, apa
lagi ketika tanaman yang kita tanam sudah bisa kita petik hasilnya untuk kita
nikmati.
Lumayan cabenya bisa untuk tumis kangkung |
Terima kasih untuk hari ini….
Gambar :Dok. pribadi