“yah, lumayan lah tadi malam ku lihat kau sudah berani
bicara.” Suara dalam pikiran ku mulai pembicaraan.
Padahal aku ga lagi melamun, aku lagi melakukan rutinitas
seperti biasa.
“iya, karena agak terpaksa juga karena kan semua peserta
yang hadir mesti bicara mengeluarkan opini masing-masing,” aq menjawab
pikiranku itu.
“Tapi, aku perhatikan qm kok kayak ga konsen gitu sehingga apa
yang kau lontarkan malah sama seperti pendapat temanmu itu.” Pikiranku membalas
lagi dengan sedikit nada agak meledek kekuranganku dalam hal kurang ngeh.
“He he he... mungkin aku bisa saja menjawab mu dengan opini
bahwa teman ku itu bicaranya melow dan aku ga terlalu mendengar apa yang ia
ucapkan. Ia sedang melow.” Aku memberikan pembenaran pada pikiranku sendiri.