Pada suatu sudut di belakang terminal Lebak bulus yang berbatasan langsung dengan pemukiman penduduk setempat, terdapat sebuah pintu yang menjadi salah satu jalan alternative bagi penduduk setempat guna menuju terminal. Maklum kalau harus melalui jalan biasa, harus menempuh jarak yang agak jauh karena mesti memutar terlebih dahulu.
Jalan menuju pintu itu memang sempit, hanya dapat dilalui oleh dua orang bila berjalan secara berdampingan ataupun sebuah sepeda motor. Sudah beberapa bulan belakangan ini saya pun ikut melalui jalan ini padahal dulu saya pikir justru lebih jauh dari tempat tinggal saya yang berada dekat stadion Lebak bulus karena harus jalan agak jauh bila melalui jalan itu dibandingkan bila langsung menuju terminal lewat jalan depan.
Kemarin pagi, jalan itu menjadi tujuan untuk saya lalui seperti hari-hari lain ketika hendak berangkat pergi bekerja. Tak seperti biasa, tepat di dekat pintu itu ada papan yang bertuliskan;
Tulisan itu baru kemarin saya jumpai, beberapa hari yang lalu memang terdapat sampah yang menumpuk di sana, mungkin tulisan itu dimaksudkan agar penduduk setempat atau siapapun untuk tidak membuang sampah di sana. Untuk saat itu memang tidak ada sampah, namun hari ini sampah kembali menumpuk. Entahlah, padahal peringatan sudah diberikan. Jadi tergelitik untuk bertanya-tanya, jangan-jangan yang membuang sampah di sana tidak dapat membaca tulisan itu jadi mereka cuek bebek. Atau mungkin kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya sudah hilang entah kemana.
Padahal isu tentang pemanasan global sudah digembar-gemborkan melalui aneka media massa. Tentu saja isu tersebut bukanlah isapan jempol belaka karena saat ini pun dampaknya telah dan akan tetap kita rasakan bila mana tidak mengambil langkah nyata atau ikut serta dalam mengurangi dampaknya.
Ya, mudah-mudahan tulisan di atas tadi bisa menjadi pemicu agar kita semua yang mengaku beriman dapat membuang sampah pada tempatnya.
Semoga bermanfaat.
Salam dari orang beriman, he he he…….