Seperti biasa, senin di Anand Ashram yang merupakan pusat
pelatihan meditasi dan pemberdayaan diri terdapat program latihan meditasi
lanjutan yang dinamakan ego elimination.
Nah, latihannya kali itu adalah cleansing meditation (Ya Hu) yang
pertama (dalam satu putaran ada dua kali cleansing meditation), jadi senin
depan adalah cleansing meditation yang kedua yang akan dilanjutkan dengan dance
master senin berikutnya.
Latihan cleansing meditation yang sudah disesuaikan dengan
kebutuhan orang Indonesia oleh Bapak Anand Krishna ini memang agak lebih intens
dan dalam (itu menurut pendapat saya). Setelah sekiaan lama mengikuti
latihan-latihan meditasi di Anand Ashram, saya mulai bisa menikmati latihan
yang satu ini.
Step by step latihan dipandu oleh fasilitatornya yakni mas
Deepak.
Setelah latihan…
Sebenarnya sebelum dan sesudah latihan ada sesi sharing baik
itu oleh fasilitator ataupun oleh peserta latihan. Untuk sesi sesudah latihan
ini, waktunya agak panjang sehingga biasanya sesi sharing ini bisa seru...
Sang fasilitator kala itu sharing tentang cerita miserable
beggar dan cheerful beggar. Walaupun keduanya berprofesi sama yakni seorang
beggar (pengemis) namun tampak sekali perbedaan sikap mental di antara mereka.
Bisa ditebak dari nama mereka (mungkin julukan saja)
bahwasanya si miserable beggar adalah seorang pengemis yang egois, mementingkan
diri sendiri dan tidak mau berbagi sedangkan tidak demikian dengan si cheerful
beggar yang meskipun pengemis, namun tidak egois, suka berbagi dan berhati
lembut serta santun.
Dikisahkan bahwasanya suatu ketika ada seorang pejabat di
desa yang ingin mengundang seorang Lama. Dia menyiapkan makanan yang lezat dan
melimpah untuk Lama tersebut. Kabar tentang hal ini diketahui oleh kedua
pengemis tersebut.
Si miserable beggar lalu berkata bahwa ia akan mendatangi
kediaman si pejabat tersebut sebelum acara dimulai, sebelum sang Lama datang
karena ia takut kehabisan makanan. Ia mengajak di cheerful beggar namun si
cheerful beggar ini menolaknya karena ia hanya akan datang setelah acara
selesai.
Tanpa si cheerful beggar, si miserable beggar pun mendatangi
kediaman si pejabat tersebut. Ia berdiri di depan pintu gerbang rumah pejabat
dan meminta makanan dengan agak sedikit memaksa, namun ia tidak diberi
sedikitpun melainkan diusir oleh penjaga rumah tersebut.
Ia kembali dengan tangan kosong. Lain dengan si cheerful
beggar yang sengaja datang setelah acara selesai dan meminta dengan sopan dan
hormat kepada penjaga rumah, akhirnya ia mendapatkan banyak makanan lezat.
Makanan tersebut tidak ia nikmati sendiri tetapi ia berbagi
dengan temannya yakni si miserable beggar. Temannya itu tambah kesal dengan
hasil yang didapat temannya itu, namun ia tetap ikut menikmati makanan yang
dibawa si cheerful beggar.
Suatu ketika, si miserable beggar bertanya pada cheerful
beggar tentang apa yang akan dilakukan bila ia mempunyai uang dan kekuasaan. Si
cheerful beggar menjawab bahwa jika ia punya uang dan kekuasaan ia akan
membangun dapur umum sehingga tidak akan ada yang kelaparan, ia juga akan
membangun rumah sakit bagi orang-orang yang tidak mampu dan akan membangun
shelter atau rumah sehingga tidak akan ada yang kedinginan ketika musim dingin
tiba.
Tidak demikian dengan si miserable beggar, ia tidak
memikirkan kepentingan orang lain ketika ia mempunyai uang dan kekuasaan. Ia akan
membangun rumah yang megah untuk dirinya sendiri, demikian ia berkata.
Singkat cerita, karena
keduanya tidak memiliki kesamaan karakter atau sikap, akhirnya mereka berpisah.
Dikisahkan bahwa si miserable beggar meninggal dalam keadaan tetap menjadi
pengemis.
Sedangkan si cheerful beggar suatu ketika sampai ke suatu
desa atau tempat yang tengah kehilangan pemimpinnya. Belum ada pengganti dari
pemimpin tersebut karena mereka masih mencari orang yang dianggap layak untuk
menjadi pemimpin.
Saat itu, si cheerful beggar tengah duduk di bawah pohon
yang rindang karena ia lelah telah berjalan jauh. Para petinggi desa yang
sedang mencari calon pemimpin desa akhirnya sampai di depan si cheerful beggar.
Mereka melihat tanda-tanda bahwa si cheerful beggarlah yang layak menjadi
pemimpin mereka.
Pepohonan di sekitarnya kering namun pohon yang disandari
oleh si cheerful beggar amat rindang dan berbuah lebat. Dengan demikian
dijatuhkan keputusan bahwa si cheerful beggarlah pengganti pemimpin mereka.
Dengan kekuasaan yang ia miliki, si cheerful beggar akhirnya
bisa mewujudkan yang ingin ia lakukan untuk kepentingan orang banyak, untuk
warga desa. Kalimat yang ia ucapkan saat diminta untuk menjadi pimpinan desa
adalah kurang lebih ia akan berusaha untuk melayani.
Demikianlah teman-teman, mungkin moral yang bisa diambil
dari cerita tersebut adalah bahwa ketika kita tidak mementingkan diri sendiri,
ketika kita mau berbagi, maka Keberadaan akan membantu kita.
Sampai di sini dulu, terima kasih telah berkunjung dan
semoga bermanfaat...
Bila teman-teman berminat untuk mengikuti latihan meditasi, silakan menghubungi :
Bila teman-teman berminat untuk mengikuti latihan meditasi, silakan menghubungi :
- Maneesha 08788 511 1979
- Isty 0818 089 41 999
- Joehanes (SMS Only) 0811 14 4959