Selasa, 19 November 2019

Cleansing Meditation di Anand Ashram Sunter, Jakarta


Seperti biasa, senin di Anand Ashram yang merupakan pusat pelatihan meditasi dan pemberdayaan diri terdapat program latihan meditasi lanjutan yang dinamakan ego elimination.

Nah, latihannya kali itu adalah cleansing meditation (Ya Hu) yang pertama (dalam satu putaran ada dua kali cleansing meditation), jadi senin depan adalah cleansing meditation yang kedua yang akan dilanjutkan dengan dance master senin berikutnya.

Latihan cleansing meditation yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan orang Indonesia oleh Bapak Anand Krishna ini memang agak lebih intens dan dalam (itu menurut pendapat saya). Setelah sekiaan lama mengikuti latihan-latihan meditasi di Anand Ashram, saya mulai bisa menikmati latihan yang satu ini.

Step by step latihan dipandu oleh fasilitatornya yakni mas Deepak.


Setelah latihan…


Sebenarnya sebelum dan sesudah latihan ada sesi sharing baik itu oleh fasilitator ataupun oleh peserta latihan. Untuk sesi sesudah latihan ini, waktunya agak panjang sehingga biasanya sesi sharing ini bisa seru...

Sang fasilitator kala itu sharing tentang cerita miserable beggar dan cheerful beggar. Walaupun keduanya berprofesi sama yakni seorang beggar (pengemis) namun tampak sekali perbedaan sikap mental di antara mereka.

Bisa ditebak dari nama mereka (mungkin julukan saja) bahwasanya si miserable beggar adalah seorang pengemis yang egois, mementingkan diri sendiri dan tidak mau berbagi sedangkan tidak demikian dengan si cheerful beggar yang meskipun pengemis, namun tidak egois, suka berbagi dan berhati lembut serta santun.

Dikisahkan bahwasanya suatu ketika ada seorang pejabat di desa yang ingin mengundang seorang Lama. Dia menyiapkan makanan yang lezat dan melimpah untuk Lama tersebut. Kabar tentang hal ini diketahui oleh kedua pengemis tersebut.

Si miserable beggar lalu berkata bahwa ia akan mendatangi kediaman si pejabat tersebut sebelum acara dimulai, sebelum sang Lama datang karena ia takut kehabisan makanan. Ia mengajak di cheerful beggar namun si cheerful beggar ini menolaknya karena ia hanya akan datang setelah acara selesai.

Tanpa si cheerful beggar, si miserable beggar pun mendatangi kediaman si pejabat tersebut. Ia berdiri di depan pintu gerbang rumah pejabat dan meminta makanan dengan agak sedikit memaksa, namun ia tidak diberi sedikitpun melainkan diusir oleh penjaga rumah tersebut.

Ia kembali dengan tangan kosong. Lain dengan si cheerful beggar yang sengaja datang setelah acara selesai dan meminta dengan sopan dan hormat kepada penjaga rumah, akhirnya ia mendapatkan banyak makanan lezat.

Makanan tersebut tidak ia nikmati sendiri tetapi ia berbagi dengan temannya yakni si miserable beggar. Temannya itu tambah kesal dengan hasil yang didapat temannya itu, namun ia tetap ikut menikmati makanan yang dibawa si cheerful beggar.

Suatu ketika, si miserable beggar bertanya pada cheerful beggar tentang apa yang akan dilakukan bila ia mempunyai uang dan kekuasaan. Si cheerful beggar menjawab bahwa jika ia punya uang dan kekuasaan ia akan membangun dapur umum sehingga tidak akan ada yang kelaparan, ia juga akan membangun rumah sakit bagi orang-orang yang tidak mampu dan akan membangun shelter atau rumah sehingga tidak akan ada yang kedinginan ketika musim dingin tiba.

Tidak demikian dengan si miserable beggar, ia tidak memikirkan kepentingan orang lain ketika ia mempunyai uang dan kekuasaan. Ia akan membangun rumah yang megah untuk dirinya sendiri, demikian ia berkata.

 Singkat cerita, karena keduanya tidak memiliki kesamaan karakter atau sikap, akhirnya mereka berpisah. Dikisahkan bahwa si miserable beggar meninggal dalam keadaan tetap menjadi pengemis.
Sedangkan si cheerful beggar suatu ketika sampai ke suatu desa atau tempat yang tengah kehilangan pemimpinnya. Belum ada pengganti dari pemimpin tersebut karena mereka masih mencari orang yang dianggap layak untuk menjadi pemimpin.

Saat itu, si cheerful beggar tengah duduk di bawah pohon yang rindang karena ia lelah telah berjalan jauh. Para petinggi desa yang sedang mencari calon pemimpin desa akhirnya sampai di depan si cheerful beggar. Mereka melihat tanda-tanda bahwa si cheerful beggarlah yang layak menjadi pemimpin mereka.

Pepohonan di sekitarnya kering namun pohon yang disandari oleh si cheerful beggar amat rindang dan berbuah lebat. Dengan demikian dijatuhkan keputusan bahwa si cheerful beggarlah pengganti pemimpin mereka.

Dengan kekuasaan yang ia miliki, si cheerful beggar akhirnya bisa mewujudkan yang ingin ia lakukan untuk kepentingan orang banyak, untuk warga desa. Kalimat yang ia ucapkan saat diminta untuk menjadi pimpinan desa adalah kurang lebih ia akan berusaha untuk melayani.

Demikianlah teman-teman, mungkin moral yang bisa diambil dari cerita tersebut adalah bahwa ketika kita tidak mementingkan diri sendiri, ketika kita mau berbagi, maka Keberadaan akan membantu kita.

Sampai di sini dulu, terima kasih telah berkunjung dan semoga bermanfaat...

Bila teman-teman berminat untuk mengikuti latihan meditasi, silakan menghubungi :

  • Maneesha 08788 511 1979
  • Isty 0818 089 41 999
  • Joehanes (SMS Only) 0811 14 4959

Flag Counter