Virus Corona |
Rasanya lama banget. Sudah satu bulan penuh saya tidak main
ke rumah ibu saya, di Lebak Bulus. Tidak juga bepergian ke tempat lainnya. Paling-paling
keluar rumah hanya untuk belanja sayur dan kebutuhan sehari-hari. Itu pun tidak
jauh-jauh dari rumah.
Intinya tidak kemana-mana selain sekitar rumah saja untuk
keperluan tertentu saja. Dan itu memang harus dilakukan sejak wabah corona
meluas guna menjaga diri dan lingkungan (orang-orang di rumah) supaya tidak
terinfeksi virus yang belum ditemukan vaksinnya ini.
Wabah ini berasal dari kota Wuhan di negara China pada
awalnya. Kalao ga salah, kasus pertama kali diduga muncul sekitar bulan
November 2019 lalu. Dan akhirnya sampai juga wabah tersebut ke Indonesia dan
juga banyak negara di seluruh dunia.
Di Indonesia, kasus pertama kali yang diinformasikan oleh
presiden Jokowi per 2 Maret 2020 menimpa dua warga Depok (saat itu masih
dirahasiakan namanya).
Wabah ini dinyatakan sebagai pandemic oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO)
Banyak sekali korban yang telah meninggal karena virus ini,
sehingga per Desember 2019 Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakannya sebagai
pandemic. Dan tentu saja kita tak ingin membuat korbannya kian bertambah.
Karena belum ada vaksin untuk mengatasi virus ini, maka mau
tidak mau kita mesti mencegah supaya kita tidak terinfeksi oleh virus ini. Virus
yang menyerang organ pernafasan bagian bawah ini cepat sekali penularannya.
Awalnya diinformasikan (digembar-gemborkan) bahwa
penularannya melalui droplet penderita yang sudah terinfeksi.
Sejak wabah corona meluas, nampak perubahan yang terjadi di
masyarakat. Walaupun belum terlalu banyak seperti yang diharapkan guna meredam
penyebaran virus ini. Karena selain hal-hal di bawah ini, hal lainnya yang tak
kalah atau bahkan amat penting dalam meredam penyebaran virus ini adalah
karantina mandiri atau tidak berkeliaran, tidak berkerumun.
Yang digalakkan di seluruh dunia adalah #sosialdistancing
#stayathome #workfromhome #physicaldistancing #donotgoout #gowithin #innerjourney
#meditation
Ya, karena belum ada vaksinnya, maka kita mesti menjaga
diri, menjaga kesehatan diri masing-masing dengan cara memperkuat daya tahan
tubuh kita supaya tidak mudah terinfeksi. Tidak ada jalan lain. Mesti menjaga
kesehatan.
Untuk memperkuat atau menjaga daya tahan tubuh kita, banyak
cara dianjurkan, antara lain; berjemur di bawah sinar matahari pagi, konsumsi
vitamin c dan e, konsumsi buah dan sayur, berolah raga, sering cuci tangan
dengan sabun, hindari daging.
Selain itu, di awal merebaknya wabah ini di Indonesia,
masyarakat “menyerbu” mpon-mpon, bumbu-bumbu atau rempah-rempah yang biasa
digunakan untuk memasak atau digunakan untuk membuat jamu. Ya, hal itu
berakibat harga mpon-mpon meroket.
Mpon-mpon yang digunakan antara lain; kunyit, temulawak,
sereh, jahe dan kayu manis. Hingga saat ini pun saya masih membuat dan
mengkonsumsinya guna menjaga kekebalan tubuh atau imunitas tubuh.
Hal-hal yang ditemukan ketika wabah corona meluas
Banyak hal-hal yang tidak biasa ditemukan sejak wabah corona
ini meluas. Walaupun tidak kita perhatikan dengan seksama, hal-hal tersebut
amat nyata di depan mata.
Masker dan handsanitizer sulit ditemukan
Ini hal yang paling awal nampak. Susah banget untuk
mendapatkan masker dan handsanitizer. Untung saja saya sempat mendapatkannya di
Indomart dekat rumah. Untung, karena biasanya kosong bolong.
Selain susah, harganya pun melambung tinggi lantaran banyak
yang memerlukan. Padahal mah, biasanya masker jarang banget yang beli.
Vitamin c susah ditemukan juga
Setelah masker dan handsanitizer yang kian langka, disusul
kemudian vitamin c yang juga demikian. Vitamin c diyakini mampu menjaga daya
tahan tubuh atau kekebalan tubuh atau imunitas tubuh kita sehingga tak pelak,
banyak dicari dan dikonsumsi masyarakat guna mencegah terinfeksi virus yang
baru tersebut.
Memang sih itu pertanda yang baik pun demikian dengan
langkanya masker dan handsanitizer itu berarti masyarakat benar-benar berupaya
untuk mencegah terjadinya penularan virus tersebut.
Banyak yang berjemur di kala pagi hari
Ini sering saya temukan saat keluar rumah di pagi hari untuk
belanja sayur. Biasanya jalanan sepi, namun sejak wabah corona meluas, sering
kali saya temukan para tetangga sedang berjemur di bawah sinar matahari pagi.
Terkadang terlihat mereka berjemur sambil ngobrol satu sama
lain, terkadang seorang kakek berjemur bersama cucunya sambil main game di hp.
Itu berarti kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan
kian meningkat. Bagus tentu saja.
Banyak yang menggunakan masker saat keluar rumah
Pun demikian juga dengan saya, kalau keluar rumah mesti
menggunakan masker. Kini bukan suatu hal yang aneh lagi bila melihat atau
berpapasan dengan orang-orang yang menggunakan masker, bahkan ada beberapa yang
menggunakan sarung tangan ketika berbelanja di supermaket.
Ya, hal-hal tersebut di atas merupakan hal yang lumrah kita
temui di masyarakat saat ini. Semoga kesadaran masyarakat akan perlunya menjaga
kesehatan dan menjaga kebersihan kian meningkat tidak hanya karena adanya wabah
corona ini.
Banyak hal lainnya yang belum saya bahas terkait sejak wabah
corona meluas. Mudah-mudahan di lain kesempatan bisa saya tambahkan lagi.
Sekian dulu sharing kali ini. Semoga bermanfaat...
Terima kasih untuk hari ini....